Yey, akhirnya kesampaian juga untuk membuat composter. Rencananya sudah dibuat sejak tahun lalu sebenarnya, tapi karena satu alasan dan lainnya akhirnya baru bisa direalisasikan sekarang. Masalah sampah rumah tangga sebelum berada di perumahan padat penduduk ini tidak terlalu terasa karena di belakang rumah masih ada kebun kecil. Nah, di kebun kecil itu ada lubang sampah yang cukup besar dan hampir setiap hari bapak membakar sampah yang terkumpul. Sangat tidak ramah lingkungan memang, tapii begitulah biasanya kami memperlakukan sampah.
Duluuuuuu, waktu KKN di daerah Selopamioro, salah satu kegiatan kelompok kami adalah membuat kompos. Sejak itu saya tertarik untuk membuat kompos sendiri. Setelah setahun bergelut dengan berbagai literatur, saya baru memberanikan diri untuk mencoba langsung sekarang. Tuntutan dari ibu yang sudah sangat kerepotan dalam mengurus sampah menjadi alasan utama. "Sayang kalau dibuang percuma, sampah organiknya banyak soalnya", alasan ibu agar saya segera membuat composter.
Awalnya saya masih ingin mencari literatur, tapi saya tersadar, literatur sebanyak apapun tidak akan cukup kalau tidak langsung dipraktekkan. Kreasi dimulai dengan mencari ember cat bekas yang ada di rumah. Ember ini harus dilubangi agar sampah organik bisa mendapat udara segar nantinya. Hem...bagaimana caranya melubangi ember bila kita tidak memiliki bor? Pakai paku, sulit, permukaan ember itu bulat dan licin. Cara paling mudah dan tidak merepotkan adalah membawanya ke tukang bor! Bukan ke tukang bor sumur lo yaaaa... Di dekat rumah ada bengkel pembuat perabot rumah dari besi, jadi saya bawa sajalah ember itu ke sana. Tinggal minta bor di bagian mana saja dan ukurannya seberapa besar, tralalala...sudah jadi composternya!!!
Langsunglah setelah selesai memasak, ibu dengan senangnya membuang sampah organik ke composter. Sisa sayuran dipotong kecil-kecil untuk mempermudah proses pembusukan. Agar tidak terlalu basah bisa ditambah dengan kertas bekas. Sip, selesai! Semoga berhasil. Pengomposan kali ini tidak menggunakan bakteri pengurai, jadi mungkin agak lama prosesnya hingga menjadi kompos. Kalau memang terlalu lama, sudah direncanakan untuk membeli em4 di toko pertanian.
Untuk teman-teman yang ingin membuat juga, silakan. Nanti kita berbagi pengalaman karena saya pun masih belajar, masih belum menemukan cara yang tepat. Untuk daftar bahan yang bisa dikompos dan tidak, monggo dilihat di sini. Kalau ada semut yang menghampiri composter Anda, mungkin sampahnya terlalu kering dan butuh diberi air sedikit. Kalau ada lalat, bisa ditambah sampah keringnya.
0 komentar:
Posting Komentar