Pada beberapa post yang lalu saya bercerita saya membuat composter di rumah. Ibu tampak sangat bersemangat untuk mengisi composter dengan sampah-sampah rumah tangga yang jumlahnya tidak sedikit (menurut saya) itu. Setiap hari beliau dengan senangnya memotong-motong sampah sayuran menjadi potongan kecil agar sampah mudah terdegradasi menjadi kompos.
Kami belajar bersama dalam membuat kompos ini. Ada beberapa hal yang kami temukan sejauh ini. Awalnya ada beberapa semut yang tertarik dengan sampah yang dikumpulkan di tong composter. Sesuai saran orang-orang yang pernah membuat kompos sebelumnya, saya siram sampah-sampah itu dengan sedikit air dan mengaduk-aduk hingga rata.
Tadi pagi ada lagi yang muncul. Lalat! Ada seekor lalat buah di dalam composter. Bukan pertanda baik bila lalat mulai tertarik. Saya pikir tumpukan sampah ini kekurangan bahan kering. Karena tidak ada daun kering yang bisa saya tambahkan, saya tambahkan ke dalam composter potongan kertas koran. Hal ini bisa membuat permukaan sampah basah menjadi tertutup dan mengurangi perhatian lalat.
Dan saat ini saya sedang mencari cara bagaimana cara untuk mempercepat pengomposan. Entah memakai bakteri EM4 atau mengestrak bakteri (oke, ini bukan istilah yang tepat) dari bahan alami. Dan tampaknya saya harus membuat satu composter lagi. Ketika composter yang pertama penuh, saya bisa mulai mengisi composter kedua dan menunggu sampah di composter pertama matang dan menjadi kompos.
0 komentar:
Posting Komentar